Minggu, 17 November 2013

Kegiatan Penulisan Di Perguruan Tinggi

Kegiatan Penulisan Di Perguruan Tinggi

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisah dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, karena diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalami mengenai topik yang ditulisnya. Beberapa keuntungan dari pelaksanaan penulisan:

Dengan menulis kita lebih mengenali kemampuan potensi diri dan mengetahui batas kemampuan tentang suatu topik.
Melalui menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan melalui membandingkafakta – fakta yang tidak pernah dilakukan.
Kegiatan menulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi tentang topik yang akan ditulis.
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat, dengan demikian dapat menjelaskan permasalahan yang belum jelas.
Menulis akan dapat meninjau serta menilai gagasan secara objektif.
Dengan menulis akan mempermudah memecahkan permasalahan, yaitu menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
Dapat mendorong belajar secara aktif.
kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib.

Tulisan yang baik mempunyai ciri: bermakna, jelas/lugas,merupakan kesatuan yang bulat,singkat dan padat serta memenuhi kaidah kebahasaan dan harus bersifat komunikatif. Untuk menghasilkan tulisan seperti diatas harus memiliki pengetahuan apa yanga akan ditulis juga bagaimana menuliskannya, isi karangan dan asfek –asfek kebahasaan serta tehnik penulisan.

Jenis kegiatan penulisan di tingkat perguruan tinggi
A. Laporan

Laporan adalah kegiatan penulisan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.

B. Makalah

Dalam kegiatan perkuliahan makalah sering sekali digunakan. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya.

Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam : makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif.

Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori tertentu. Dengan kata lain makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk memecahkan masalah yang dipilihnya.

Sedangkan makalah hasil berpikir induktif, diawali oleh pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan simpulan, dilanjutkan dengan pembandingan dengan teori yang relevan.

C. Skripsi

Skripsi adalah kegiatan penulisan mahasiswa, untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.

D. Tesis

Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Tesis dibuat oleh seorang kandidat Magister & disusun secara mandiri pada akhir masa studi dan merupakan salah satu syarat mencapai gelar Magister. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam bidang studi tertentu. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

E. Disertasi

Disertasi ialah kegiatan penulisan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas. Gelar Doktor tersebut diberikan pada mahasiswa yang telah mempertahankan disertasinya dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.



Menulis Sebagi Proses

Kegiatan menulis ialah suatu proses penulisan dengan beberapa tahap yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Dalam penulisan karangan yang panjang seperti makalah penelitian, laporan akhir semester,tesis dsb tahap itu terpisah secara lebih jelas.

A. Tahap prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan yaitu:

1. Menentukan topiknya. dengan pengamatan atau dari imajinasi sendiri ,karangan ilmiah harus mengenai fakta dan memilih topik perlu diperhatikan beberapa persaratan.

2. Membatasi topik berarti mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan

3. Menentukan bahan atau materi penukisan,macamnya,beberapa luasnya dan dari mana diperoleh.

4. Menyusun kerangka karangan

B. Tahap penulisan

Pada tahap ini membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatau karangan yang utuh, diperlukan bahasa dan menguasai kata kata yang akan mendukung gagasan yang dipahami pembaca.dan berikut tahapan-tahapanya:

Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
Tahap Penulisan
Tahap Penyuntingan

Hal penting dalam tahap penulisan:
Gaya penulisan dalam membuat pernyataan harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
Teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan yang dipergunakan dalam penulisan
Penulisan juga harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Karena bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si pemberi pesan.
Karena bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang menggunakan kata ganti penulisnya.
Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif.
Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi (sumber kutipan).
Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan teknik kutipan dan umber rujukan.
C. Tahap Revisi

Pada tahap ini biasanya meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca pilihan kata, kalimat, paragraf, mengetikan catatan kaki dan daftar pustaka.


PERENCANAAN KARANGAN

Langkah-langkah merencanakan karangan:

1. Memilih topik

Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu:
Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.
Topik itu menarik terutam bagi penulis
Topik itu dikenal baik
Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

2. Pembatasan topik

Dalam hal ini dapat dipikirkan secara langsung suatu topik yang cukup terbatas untuk dibahas misalnya dengan membuat diagram jam atau pohon.

3. Topik dan judul

Yang dimaksud topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama, title,atau semacam label untuk suatu karangan.pernyataan topik mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak. Dalam karangan formal atau karangan ilmiah judul karangan harus tepat menunjukan topiknya dengan mengingat beberapa persyaratan diantarnya:
Harus sesuai dengan topik atau isi karangan berserta jangkaunnya.
Judul sebaiknya dinyatakan dalm bentuk frase
Judul karangan harus singkat
Judul harus jelas dan tidak dinyatakan dalam kata kiasan atau tidak mengandung arti ganda
Contoh topik yang cukup terbatas: ”Kemungkinan pengurangan arus urbanisasi ke Jakarta”



Tujuan penulisan

Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulisan dalam kegiatan penulisan.Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu: dalam bentuk tesis dan bentuk pernyataan maksud.


A. Tesis

Tesis adalah kalimat yang memuat gagsan pokok atau pokok pikiran tulisan atau sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti halnya kalimat utam dalm sebuah paragraf pertama dalm karangan. Contoh:

Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa dalam hal menulis pada umumnya masih jauh dari memuaskan; oleh sebab itu, perlu dicari penyebabnya sehingga pengajaran bahasa Indonesia dapat diperbaiki

Suatu tesis juga turut menentukan urutan pembahasan dan bahan imformasi yang diperlukan. Agar efektif, suatu tesis hendaknya terbatas, utuh,dan tepat.Tesis yang terbatas akan mengarahkan pendekatan mana yang akan diambil dalam pembahasan selanjutnya.

Menemukan Tesis karangan

Untuk menemuka tesis karangan harus menentukan topik karangan, kemudian membatasinya. Dari gagasan yang paling menarik bisa dijadikan tesis karangan.

Menyusun Tesis

Setiap tesis mengandung gagasan pokok yang akan dikembangkan, kata yang

mengandung gagasan itu merupakan kata kunci ,suatu tesis mengandung beberapa

kata kunci.Beberapa keharusan dan larangan yang harus diperhatikan:

Tesis yang baik harus dapat meramalkan, mengendalikan,dan mengarahkan penulis dalam mengembangkan karangan.agar dapat meramalkan suatu tesis harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (proposi) yang mungkin dibahas dan memerlukan pembahasan.

Tesis yang baik juga harus memenuhi persyaratan berikut:
Tesis harus dinyatakan dalam kalimat lengkap, tidak boleh dalam bentuk frase.
Tesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan,tidak boleh dalm bentuk perrtanyaan.
Bagian tesis harus saling berhubungan:tesis tidak boleh mengandung unsur yang tidak berkaitan.
Tesis harus terbatas tidak boleh terlalu luas.
Tesis tidak boleh mengandung ungkapan seperti “menurut pendapat saya, saya juga, saya kira”. Karena akan melemahkan argumentasi.
Tesis tidak boleh diyatakan dengan bahasa yang tidak jelas
Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kata kiasan.

B. Peryataan maksud

Untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud. Contohnya yang menunjukan tujuan penulisan dan membantu mengembangkan karangan: “Dalam makalah ini akan dibahas perbedaan sistem perekonomian pada pemerintah orde lama dengan sistem perekonomian pada pemerintah orde baru”.

Contoh tersebut tidak hanya mengungkapkan tujuan penulisan, melainkan menunjukan arah pengembangan arah tulisan selanjutnya dan sekaligus mencakup stuktur tulisan serta pemilihan bahan yang diperlukan.



Bahan penulisan

Bahan penulisan dapat dikumpulkan pada saat pra penulisan seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, untuk penetapan dan pengumpulan bahan dapat dilakukan pada penulisan, tetapi untuk suatu karangan yang besar seperti skripsi, tesis atau disertasi dikumpulkan sebelum proses penulisan dimulai.

a. Sumber bahan penulisan

Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penulisan. Data tersebut merupakan teori, contoh-contoh, rincian detail, perbandingan, sejarah kasus, pakta dan sebagainya. Yang dapat membantu penulisan dalam mengembangkan topik yang dipilih dapat diperoleh dari berbagai sumber.

b. Perpustakaan sebagai sumber bahan penulisan

Studi kepustakaan menuntut membaca secara kritis semua bahan yang kita perlukan, dapat memilih, menimbang, menolak, dan menyusun kembali bahan-bahan yang ada kedalam suatu tulisan yang dapat meyakinkan pembaca. Perpustakaan sebagai bahan penulisan menemukan wujud berbeda-beda sesuai dengan daerah atau tempat perpustakaan tersebut.

c. Kartu-kartu katalog

Pada setiap perpustakaan disediakan kartu katalog yang merupakan petunjuk untuk mengetahui koleksi bahan Pustaka yang terdapat dalam perpustakaan itu. Setiap buku harus memiliki tiga kartu katalog yaitu kartu katalog pengarang, kartu katalog judul, dan kartu katalog subyek. Semuanya disususn menurut abjad. Didalam kartu katalog tertera deskripsi bibliografi bahan Pustaka seperti berikut:
Nama pengarang
Judul buku
Edisi
Data penerbitan
Besar dan tebal buku
Deskripsi isi
Nomor buku

d. Sumber bahan penulisan yang lain

Selain perpustakaan bahan juga dapat diperoleh dari pengalaman, penalaran dan kewenangan, sebagian besar bahan penulisan diperoleh melalui inperensi (nialai-nilai yang ditarik dari pengalaman). Inperensi akan menjadi dasar penarikan inperensi baru. Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat perlu berlatih mengamati suatu obyek dari jarak yang lebih dekat, diperlukan konsentrasi dan minat yang memadai. Inperensi ini dapat diperoleh melalui analisis dan sintesis analisis yaitu proses penguraian sesuatu kedalam bagian-bagian, sedangkan sintesis ialah proses penggabungan kembali bagian-bagian yang terpisah kedalam bulatan baru. Cara lain untuk memperoleh informasi ialah dengan cara mengadakan wawancara, menyebarkan kuesioner, atau penelitian lapangan.

e. Kartu Informasi

Kartu informasi ini mencatat bahan-bahan yang dianggap penting atau diperlukan dalam pengembangan topik yang kita pilih. Dengan menggunakan kartu informasi, akan mudah menyusun bahan menurut urutan abjad atau menyesuaikan dengan kerangka yang sudah disusun. Setiap kartu akan memuat dua hal, yaitu: sumber yang tepat dari mana bahan itu dan bahan yang diperlukan. Informasi atau bahan yang kita peroleh dari bacaan mungkin dicatat dalam bentuk:
Kutipan
Parafrase
Rangkuman (ringkasan)
Evaluasi atau ulasan

Kerangka Karangan

Agar organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya harus menyusun kerangka (outline) karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan stuktur yang teratur dari karangan yang akan digarap. Kerangka karangan juga akan menjamin penulis menyusun gagasan secara logis dan teratur. Kegunaan kerangka karangan bagi penulis ialah:

1. Kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun kerangka secara teratur, dan tidak membahas satu gagasan dua kali, serta dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.

2. Sebuah kerangka karangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yang diinginkan.

3. Sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.

a. Bentuk Kerangka

Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Didalam kerangka topik setiap butir dalam kerangka terdiri dari topik yang berupa frase, bukan kalimat lengkap. Menyusun kerangka berarti memecahkan topik kedalam subtopik dan mungkin selanjutnya kedalam subtopik. Sebelum kerangka kerja yang sebenarnya disusun terlebih dahulu harus dibuat kerangka kasar, atau yang disebut kerangka sementara.

Contoh:
Topik: Kegiatan mahasiswa universitas komodo selama priode tahun 1980-1982.
Kegiatan akademis
Kegiatan sosial
Kegiatan olah raga dan seni

Setelah diperoleh kerangka kasar maka kemudian memikirkan rincian untuk setiap babak kasar diatas yang diperoleh sebuah kerangka yang lebih terinci. Penyusunan kerangka karangan hendaknya didasarkan pada kreteria atau sistem tertentu.

b. Pola Organisasi

Organisasi kerangka pada umumnya mengikuti pola ilustratif, analisis, dan argumentatif. Pola ini disusun sesuai dengan arah pembicaraan dan detail pembahasan tertentu. Jika menjelaskan sesuatu gagasan atau prinsip umum secara konkret dan khusus maka harus menggunakana pola ilustratif. Arah pembicaraan menurut pola ini ialah dari hal yang umum kepada hal yang khusus. Pembahasan dimulai dengan hal-hal yang bersifat umum, kemudian menjadi khusus dan lebih khusus lagi. Dalam pola ini makna tesis atau kalimat utama dikemukakan melalui ilustrasi. Ilustrasi itu dapat berupa contoh, perbandingan, atau sebuah kontras. Dalam organisasi kerangka dengan pola analisis, pokok pembicaraan diuraikan kedalam bagian-bagian. Dengan jalan menguraikan bagian-bagian itu tesis atau kalimat topik dapat dijelaskan. Arah pembahasan ialah dari pokok pembicaraan diuraikan kepada bagiannya. Bagian-bagian ini kemudian diuraikan lagi kedalam sub-subbagian. Dengan demikian, pola ini hanya dipergunakan bila tesis atau topic mengenai sesuatu kesatuan (benda konkret atau gagasan abstrak) yang terdiri dari bagian-bagian, yaitu analisis, klasifikasi, analitis proses, dan analitis sebab-akibat. Pola analitis klasifikasi digunakan bila pembahasan mengenai pokok pembicaraan didasarkan pada klasifikasi tertentu.

Contoh:

VARIASI BAHASA INDONESIA
Pendahuluan
Variasi berdasarkan tempat
Variasi berdasarkan umur
Variasi berdasarkan situasi
Variasi berdasarkan media
Variasi berdasarkan propesi

Pola analitis proses dapat digunakan jika pembahasan mengenai topik atau pembicaraan yang mengarah pada pembagian-pembagian yang menggambarkan pada suatu proses.


Sumber : http://halifahika.blogspot.com/2011/02/kegiatan-penulisan-di-perguruan-tinggi.html
http://noebie.blogspot.com/2013/10/kegiatan-penulisan-di-perguruan-tinggi.html